Rabu, 24 Agustus 2011
Lalat dan semut
Di pagi hari yang cerah Beberapa
ekor lalat nampak terbang
berpesta di atas sebuah tong
sampah di depan sebuah rumah
mewah. Sua tu ketika, anak kecil
pemilik rumah mewah itu keluar
dan lupa menutup pintu rumah
kembali.
Karna itulah seekor lalat
bergegas terbang dan memasuki
rumah mewah itu. Si lalat dengan
sigapnya dan tanpa fikir panjang
langsung menuju sebuah meja
makan yang penuh dengan
makanan lezat.
Si lalat pun ngomong sendiri
"Saya udah bosan makan di
tempat sampah-sampah itu
melulu, ini saatnya bagi saya
menikmati makanan segar dan
lezat," katanya. Setelah perutnya
kenyang dan kepalanya kunang-
kunang kebanyaan makan , si
lalat dengan segera ingin keluar
dan terbang menuju pintu saat
dia masuk, namun malang bagi si
lalat ternyata pintu kaca itu telah
terutup begitu rapat. maka Si
lalat pun hanya bisa hinggap
sesaat di kaca pintu
memandangi kawan-kawannya
yang melambai-lambaikan
tangannya seolah meminta agar
dia bergabung kembali dengan
mereka.
Si lalat tanpa putus asa terbang
di sekitar kaca, dan sesekali
menerjang kaca itu, dengan tak
kenal menyerah si lalat mencoba
keluar dari pintu kaca. Lalat itu
merayap mengelilingi kaca dari
atas ke bawah dan dari kiri ke
kanan bolak-balik, demikian
terus dan terus berulang-ulang.
Hari makin petang, si lalat itu
nampak kelelahan dan kelaparan.
Keesokan harinya tepatnya di
pagi hari yang cerah, nampak
lalat itu terkulai lemas terkapar di
lantai. Tak jauh dari tempat itu,
nampak serombongan semut
merah berjalan beriringan keluar
dari sarangnya untuk mencari
makan. Dan ketika menjumpai
lalat yang tak berdaya itu,
serentak mereka mengerumuni
dan beramai-ramai menggigit
tubuh lalat itu hingga mati.
Kawanan semut itu pun beramai-
ramai mengangkut bangkai lalat
yang malang itu menuju sarang
mereka.
Dalam perjalanan pulang, seekor
semut kecil yang lugu bertanya
kepada rekannya yang lebih tua,
"Ada apa dengan lalat ini, Bro?
Mengapa dia sekarat?" "Oh.., itu
sering terjadi, ada saja lalat yang
mati sia-sia seperti ini.
Sebenarnya mereka ini telah
berusaha, dia sungguh-sungguh
telah berjuang keras berusaha
keluar dari pintu kaca itu. Namun
ketika tak juga menemukan jalan
keluar, dia frustasi dan kelelahan
hingga akhirnya jatuh sekarat
dan menjadi menu makan malam
kita semua.
" Semut kecil itu nampak
manggut-
manggut,
namun
masih
penasaran
dan
bertanya
lagi,
"Aku
masih
tidak
mengerti, bukannya lalat itu
sudah berusaha keras? Kenapa
tidak berhasil?"
Masih sambil berjalan dan
memanggul bangkai lalat, semut
tua itu menjawab, "Lalat itu
adalah seorang yang tak kenal
menyerah dan telah mencoba
berulang kali, hanya saja dia
melakukannya dengan cara-cara
yang sama." Semut tua itu
memerintahkan rekan-rekannya
berhenti sejenak seraya
melanjutkan perkataannya,
namun kali ini dengan intonasi
dan nada lebih serius, "Ingat
anak muda, jika kamu
melakukan sesuatu dengan
cara yang sama tapi
mengharapkan hasil yang
berbeda, maka nasib kamu
akan seperti lalat ini."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar